Nasional, Jakarta - Ketua DPP Partai Hanura Dadang Rusdiana menilai, kocok ulang kabinet dirasa belum perlu saat ini. Ia pun yakin Presiden Joko Widodo tidak akan merombak kabinetnya dalam waktu dekat.

"Tidak ada urgensinya," kata Dadang lewat pesan singkat, Kamis, 29 Desember 2016.

Dadang menuturkan bagaimanapun juga, reshuffle merupakan hak prerogatif presiden. "Ada atau kapannya, beliau yang menentukan," tuturnya.

Senada dengan Dadang, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengatakan, presiden berhak mengganti para pembantunya kapan saja. Namun, menurut Arsul, saat ini belum terdengar ada rencana perombakan kabinet.

Arsul menambahkan bila presiden memang akan melakukan reshuffle, pasti akan mempertimbangkan keseimbangan politik saat ini. "Kami meyakini presiden akan bijak ketika memutuskannya," tuturnya.

Kabar reshuffle jilid III juga telah telah mendapat respon dari pihak istana. Juru bicara Istana Kepresidenan Johan Budi mengatakan, keputusan reshuffle kembali pada keinginan presiden.

Johan berujar dirinya belum mendengar langsung dari Presiden Jokowi terkait rencana reshuffle ketiga. Meski begitu, ia tidak membantah adanya isu tersebut.

Dalam dua tahun masa pemerintahannya, Presiden Jokowi telah melakukan reshuffle sebanyak dua kali. Reshuffle pertama terjadi pada dan merombak enam pos kementerian. Adapun reshuffle kedua terjadi 2016 dan menyasar 13 kementerian.

AHMAD FAIZ | ITSMAN M.P